Bank Mandiri Proyeksi NIM Tumbuh 4,6-4,8%


PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksikan pertumbuhan marjin bunga bersih atau NIM konsolidasi sepanjang tahun ini berada pada level 4,6-4,8%.

“Kami juga ingin terus mendorong efisiensi  khususnya di penurunan cost of fund melalui fokus pada peningkatan rasio dana murah,” kata kata Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi dalam konferensi pers virtual, Senin (15/3).

Ia menambahkan, Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan kredit berada pada level middle single digit. Rencananya, penyaluran kredit difokuskan bagi sektor yang sudah tumbuh seperti makanan dan minuman, telekomunikasi, perkebunan, pertanian, serta perdagangan. 

Menyoal restrukturisasi kredit yang terdampak Covid-19, ia bilang portofolio restrukturisasi kredit yang telah disetujui perseroan adalah sebesar Rp123,4 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 534.000. Dari jumlah tersebut, baki debet hingga akhir Desember 2020 sekitar Rp93,3 triliun.

“Kami perkirakan tahun ini akan terus menurun,” tegasnya. 

Di tempat yang sama, Direktur Manajemen Risiko, Ahmad Siddik Badruddin menambahkan, dari jumlah Rp93,3 triliun tersebut, Bank Mandiri memperkirakan ada sekitar 0,3-0,4% debitur yang menjadi kredit bermasalah karena tidak bisa bangkit kembali. 

“Nah, untuk mengantisipasi sebagian debitur yang akan jatuh ke NPL itu, kita sudah menyisihkan cadangan kecukupan modal dari bulan April 2020 sampai sekarang. Dimana tahun lalu, kita sudah sisihkan Rp4,5 triliun khusus untuk debitur restrukturisasi Covid-19 yang kita perkirakan mungkin jatuh ke NPL. Dan tahun ini, kita tambah Rp1 triliun jadi total Rp5 triliun lah,” urai Siddik. 

 


Editor : Widya