Aksi Ambil Untung Gerus Dana Kelolaan Ashmore Indonesia 9,4% di Kuartal I


PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AAMI) mencatat perolehan total dana kelolaan di akhir Maret 2021 sebesar Rp34,97 triliun atau tergerus 9,4% dibandingkan periode serupa tahun lalu.

Direktur Utama Ashmore Indonesia, Ronaldus Gandahusada mengatakan penurunan dana kelolaan di sepanjang triwulan pertama tahun ini dipicu oleh keluarnya arus dana sebesar Rp2,6 triliun dan kinerja investasi yang lebih rendah sekitar Rp1 triliun. 

Mayoritas dari arus dana yang keluar datangnya dari tema pendapatan tetap yang berkontribusi hampir 80% dari total arus dana yang keluar. 

“Dilatarbelakangi kinerja pasar yang kuat di akhir 2020, akhir pengambilan keuntungan sepanjang triwulan ini tidak mengejutkan dan terutama dengan naiknya ekspektasi inflasi Amerika Serikat yang berkaitan dengan naiknya imbal hasil obligasi,” katanya dalam laporan kepada Bursa, Jumat (16/4).

Ronaldus menambahkan setelah mengalami kenaikan yang kuat di triwulan terakhir tahun 2020, dimana indeks acuan pendapatan tetap dan saham naik masing-masing sebanyak 5,2% dan 21,3%, para investor melakukan aksi pengambilan keuntungan sepanjang tiga bulan periode yang berakhir pada Maret 2021. Hal ini didorong oleh naiknya imbal hasil obligasi global dan menguatnya dolar Amerika Serikat. 

Sepanjang triwulan tersebut, imbal hasil obligasi 10 tahun Indonesia mengalami kenaikan sebesar 89bp, sedangkan Rupiah mengalami pelemahan sebesar 3,1% QoQ.

Pasar saham saham Indonesia tidak mengalami perubahan banyak walau saham dengan kapitalisasi besar yang direpresentasikan oleh LQ45 mengalami penurunan 3,4% QoQ. 

Ia menilai, terlepas dari volatilitas pasar jangka pendek, dana kelolaan Ashmore Indonesia masih dalam posisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan berada di posisi yang baik untuk mengambil keuntungan dari perbaikan ekonomi global serta reformasi kebijakan ekonomi di Indonesia. 

“Kombinasi dari kebijakan Bank Indonesia yang mendukung pemulihan ekonomi, pendirian Sovereign Welath Fund pada triwulan serta perbaikan literasi keuangan merupakan indikasi positif bagi masa depan industri manajemen aset di Indonesia,” tegasnya.


Editor : Irwen