Analis: Pasar RI masih memiliki daya tarik di tengah penurunan rating


Jakarta (ANTARA) - Analis pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyampaikan bahwa pasar saham Indonesia masih memiliki daya tarik dibandingkan kawasan Asia Tenggara lainnya di tengah adanya penurunan rating oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI) dan Goldman Sachs.

Namun, menurutnya, pasar saham Indonesia mulai kehilangan momentum dibandingkan negara seperti Vietnam dan India yang mencatatkan pertumbuhan lebih stabil.

“Investor asing cenderung mencari pasar yang lebih likuid dan memiliki kebijakan ekonomi yang lebih predictable, sementara ketidakpastian kebijakan dalam negeri dan volatilitas pasar membuat investor lebih berhati-hati,” ujar Hendra kepada Antara di Jakarta, Selasa.

Untuk mengembalikan kepercayaan investor asing terhadap pasar saham Indonesia, ia menyampaikan bahwa regulator dan pemerintah perlu mengambil langkah konkret.

“Salah satunya memberikan kepastian kebijakan fiskal dan moneter, termasuk mengelola inflasi agar daya beli masyarakat tidak terus tergerus,” ujar Hendra.

Selain itu, lanjutnya, regulator seperti Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu melakukan reformasi kebijakan yang dapat meningkatkan transparansi.

“Seperti membuka kode broker secara real-time agar investor memiliki akses informasi yang lebih luas dalam mengambil keputusan investasi,” ujar Hendra.

Dalam kesempatan ini, ia menjelaskan, penurunan peringkat pasar saham Indonesia oleh MSCI dan Goldman Sachs mencerminkan adanya kekhawatiran investor global terhadap daya tarik pasar domestik.

Menurutnya, beberapa faktor utama yang menjadi pertimbangan, diantaranya adalah ketidakpastian ekonomi global, dampak perang dagang Amerika Serikat (AS)-China, serta perlambatan konsumsi dalam negeri yang terlihat dari penurunan penjualan kendaraan bermotor.

Sebagai informasi, Morgan Stanley telah memangkas peringkat saham Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia dari equal weight menjadi underweight.

Sementara itu, Goldman Sachs telah menurunkan peringkat sejumlah aset investasi mereka di Indonesia, diantaranya di pasar saham dari overweight menjadi market weight, sedangkan di pasar obligasi untuk surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun hingga 20 tahun menjadi netral dari sebelumnya termasuk disukai.

Pada penutupan perdagangan Bursa, Selasa (11/03) sore, IHSG ditutup melemah 52,36 poin atau 0,79 persen ke posisi 6.545,85. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,85 poin atau 1,06 persen ke posisi 731,03.

 

 

 

 


Editor : Dirgantara