Huawei dan IUCN Gelar Tech4Nature Summit untuk Mempromosikan Inovasi dalam Konservasi Alam


Shenzhen, Tiongkok, (ANTARA/PRNewswire)- Huawei dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) kemarin menggelar "Tech4Nature Summit 2024" sekaligus meluncurkan kemitraan global Tech4Nature Fase 2, dan mempromosikan inovasi dalam konservasi alam.

Tao Jingwen, Board Member and Chairman of the CSD Committee for Huawei, joined the Summit and delivered a keynote speech.
Tao Jingwen, Board Member and Chairman of the CSD Committee for Huawei, joined the Summit and delivered a keynote speech.

Sejalan dengan inisiatif TECH4ALL Huawei dan "Green List" IUCN, Tech4Nature merupakan visi bersama kedua mitra ini dalam pengembangan solusi teknologi untuk Cagar Alam (Protected and Conserved Area/PCA) di seluruh dunia. Untuk pertama kalinya, Huawei atau IUCN menjalin kemitraan yang meliputi sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan konservasi alam.

"Alam menghadapi tantangan yang semakin besar. Maka, teknologi dan solusi digital berperan sebagai kekuatan perubahan yang melestarikan keanekaragaman hayati. Itu sebabnya, IUCN menjalin kemitraan Tech4Nature dengan Huawei," ujar Dr. Grethel Aguilar, Director General, IUCN. "Saya bangga, kemitraan ini berlanjut ke fase selanjutnya, serta mendorong seluruh pemangku kepentingan agar bersatu demi lingkungan hidup dan masa depan yang lebih baik."

Tech4Nature Fase 1

Tech4Nature Fase 1 berjalan pada 2020-2023 di lima PCA yang tersebar di Tiongkok, Mauritius, Meksiko, Spanyol, dan Swiss. Sejumlah kesuksesan yang tercapai:

●  Memonitor spesies kera yang paling langka di dunia dengan teknologi akustik—siamang Hainan—guna mengidentifikasi setiap hewan agar spesies yang terancam punah ini dapat mendiami kembali habitat aslinya. Populasi siamang Hainan hanya tinggal 37 ekor.

●  Fitur pattern recognition yang didukung kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi dan menelusuri jaguar di Meksiko; untuk pertama kalinya, keberadaan tujuh ekor jaguar telah terkonfirmasi di area Dzilam State Reserve pada tahun lalu.

●  Sistem canggih untuk mengamati secara langsung (live viewing) dan memantau konservasi terumbu karang dan proyek restorasi alam yang dikelola masyarakat lokal di Mauritius; 25.000 fragmen terumbu karang yang sehat telah dicangkokkan pada sejumlah area yang rusak di Samudra Hindia.

"Sebagai mitra teknis bagi pemerintah, klien, dan lembaga pelestarian alam, Huawei akan terus mengeksplorasi skenario penggunaan teknologi untuk konservasi alam. Huawei juga akan mengembangkan teknologi yang mampu menjawab tantangan pelestarian alam, serta bekerja sama membangun dunia digital yang lebih setara dan berkelanjutan," ujar Tao Jingwen, Board Member & Chairman, CSD Committee, Huawei. "Huawei menjalankan empat strategi pembangunan berkelanjutan dan konsep S.H.A.R.E: Demi menjamin masa depan digital yang berkelanjutan (Sustainable), kami akan berkolaborasi dengan mitra-mitra dalam rantai industri untuk membangun ekosistem bisnis yang selaras dan sehat (Harmony), mengoptimalkan prinsip kesetaraan dan aksesibilitas lewat inklusi digital (TECH4ALL), serta mengembangkan infrastruktur dan layanan TIK yang melindungi dunia digital (Reliability). Melalui inovasi sains dan teknologi, kami akan mencapai pembangunan sosial dan keseimbangan ekologi (Environment)."

Tech4Nature Fase 2

Tech4Nature Fase 2 (2023–2026) akan mendukung enam proyek unggulan di Tiongkok, Meksiko, Spanyol, Brazil, Kenya, dan Türkiye. Di acara "Tech4Nature Summit 2024", keenam proyek ini juga resmi diluncurkan. Sebelumnya, kesepakatan Fase 2 antara Huawei dan IUCN telah dilansir pada Oktober 2023.

Fase 2 mencerminkan komitmen bersama IUCN dan Huawei untuk mendukung "target 30x30" dan Target 4, mencegah kepunahan alam seperti yang tercantum dalam Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (GBF). Pada fase ini, kolaborasi sektor teknologi dan konservasi alam akan diperluas dengan melibatkan semakin banyak orang, mitra, dan negara.

Acara tersebut dihadiri praktisi konservasi alam, akademisi, sektor swasta, dan perwakilan pemerintah, serta komunitas Tech4Nature yang lebih luas.

Sejumlah lokakarya juga digelar untuk meningkatkan kapasitas mitra-mitra, serta menjajaki rencana aksi pencapaian konservasi yang adil dan efektif lewat IUCN Green List. Di lokakarya ini, para peserta pun membahas pertimbangan etis dan menyusun panduan tentang implementasi proyek sekaligus terlibat dalam sesi belajar dan pertukaran peer-to-peer.

Mitra-mitra turut meluncurkan publikasi Tech4Nature, yakni "Partnership for our Planet". Dapat diunduh lewat laman Tech4Nature, publikasi ini membahas peran penting dari solusi teknologi canggih dalam menjawab tantangan konservasi alam masa kini.


Penulis : Adityawarman