Dirikan pabrik baru, Chandra Asri investasi Rp15,7 triliun


Jakarta - PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) siapkan investasi sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp15,7 triliun (asumsi kurs Rp15.700 per dolar AS) untuk membangun pabrik chlor alkali-ethylene dichloride (CA-EDC) berskala global.

“Pabrik tersebut akan menghasilkan soda kaustik untuk beragam industri turunan, termasuk mendukung program hilirisasi nikel pemerintah,” kata Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular Chandra Asri Group Edi Rivai, Senin (4/3).

Edi mengungkapkan proyek ini di bawah anak usaha perusahaan, PT Chandra Asri Alkali (CAA) dan rencananya dibangun mulai paruh kedua tahun ini. Saat ini, perusahaan sedang menyelesaikan tahap keputusan investasi akhir (FID).

"Untuk plant (pabrik soda kaustik) sendiri investasinya US$850 juta dan infrastruktur lainnya US$150 juta sehingga total investasinya US$1 miliar," papar dia.

Soda kaustik diperlukan untuk berbagai industri mulai dari kertas, sabun, deterjen, alumina, hingga pemurnian nikel yang menjadi bagian dari rantai produksi baterai kendaraan listrik.

Nantinya, pabrik akan memproduksi soda kaustik sebanyak 400 ribu ton per tahun guna memenuhi kebutuhan domestik dan luar negeri. Maklum, neraca kebutuhan dan pasokan bahan tersebut saat ini masih defisit.

Tahun lalu, defisit soda kaustik di seluruh Asia Tenggara mencapai 387 ribu ton dan diperkirakan meningkat hingga 462 ribu ton pada 2026.

Salah satu calon penyerap produk soda kaustik itu adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan.

Selain itu, pabrik tersebut juga akan menghasilkan Etilena Dikolrida (EDC) sekitar 500 ribu ton per tahun yang akan sepenuhnya diekspor. Penyerap produk EDC salah satunya pabrik VCM-PVC.

Produksi EDC di Asia Tenggara sekarang masih di bawah permintaan regional. Berdasarkan data perusahaan, impor EDC tahun di Asia Tenggara tahun lalu mencapai 506 ribu ton per tahun dan diprediksi melonjak hingga 550 ribu ton pada 2030.

Khusus tahun ini, perusahaan menyiapkan belanja modal sekitar US$300 juta untuk proyek tersebut dari total alokasi US$400 juta.

"Belanja modal tahun ini kurang lebih US$400 juta. US$300 juta untuk pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride. Sisa US$100 juta lagi untuk maintanance dan lainnya," ujar Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat CAP Suryandi.

 


Penulis : Indra

Editor : Irwen