Dharma Polimetal bagi dividen tunai Rp202 miliar
Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp202 miliar atau 35 persen dari raihan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2024 yang mencapai Rp579,3 miliar.
“Pembagian dividen ini merupakan bentuk apresiasi kepada para pemegang saham DRMA,” kata Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Rabu (23/4).
Dijelaskan, pembagian dividen tersebut dilakukan menyusul sukses perseroan membukukan penjualan yang stabil mencapai Rp5,5 triliun pada tahun buku 2024.
Seiring penjualan, laba inti tahun berjalan tumbuh 4,2 persen menjadi Rp579,3 miliar di 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp555,81 miliar.
Adapun segmen kendaraan roda dua mencatatkan penjualan sebesar Rp3,3 triliun atau naik 11,9 persen (year on year) merupakan penggerak utama pertumbuhan DRMA.
Dengan jumlah penjualan tersebut, segmen ini menyumbang 59 persen dari total penjualan perseroan.
Menurut Irianto, saat ini perseroan terus melakukan diversifikasi portofolio produk untuk dapat menciptakan alternatif pendapatan.
Salah satu diversifikasi usaha yang sedang dikembangkan adalah Battery Energy Storage System (BESS) di pabrik baru milik anak usaha perseroan yaitu PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI).
Berbeda dari bisnis utama di bidang otomotif yang digeluti DRMA selama ini, BESS adalah baterai penyimpan energi yang umumnya digunakan untuk menyimpan energi dari panel surya.
Dari portofolio bisnis yang baru dirintis ini, perseroan telah berhasil memasok BESS sebanyak 600 unit kepada salah satu pengembang perumahan.
Selain itu, DRMA juga telah mulai masuk ke segmen auxiliary battery. Sejak akhir 2024, perseroan telah memproduksi auxiliary battery di bawah merek sendiri yaitu DC Battery (bagian dari ekosistem dharma connect).
Berbeda dengan sebagian besar auxiliary battery yang beredar di pasar saat ini, DRMA fokus
pada teknologi berbasis lithium, yang menawarkan daya tahan lebih lama dengan harga yang tetap kompetitif.
"Saat ini, seluruh penjualan produk ini masih ditujukan untuk pasar ekspor, namun perseroan tengah mengkaji potensi ekspansi ke pasar domestik," ungkapnya.
Adanya tambahan pendapatan dari bisnis yang baru ini diharapkan akan memperkuat kemampuan perseroan mencapai target pertumbuhan penjualan 10 persen di 2025.
Penulis : Dirgantara