Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk hingga kuartal I-2021 membukukan laba bersih mencapai Rp774 miliar atau meningkat 23,89% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp625 miliar.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan peningkatan laba bersih tersebut ditopang kenaikan penyaluran kredit, pengelolaan aset kredit bermasalah, efisiensi biaya dana, dan operasional.

"Transformasi digital yang dirancang sejak dua tahun terakhir juga mulai memberikan dampak positif dalam bentuk akuisisi nasabah baru, perluasan akses pasar dan produktivitas karyawan," katanya di Jakarta, Jumat (22/4).

Menurut Haru, perbaikan di banyak aspek membuat indikator kinerja keuangan berada dalam tren positif.

“Ditinjau dari sisi topline maupun bottom line, kinerja perseroan tumbuh menggembirakan. Pencapaian ini berkat bisnis model dan implementasi strategi yang tepat," terangnya.

Ke depan tambah Haru, perseroan tetap optimistis karena ekonomi semakin pulih seiring berakhirnya pandemi. Namun mewaspadai kenaikan inflasi yang bisa menjadi faktor pemberat serta ekonomi global yang tengah menghadapi tantangan.

Adapun hingga Maret 2022, perseroan berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp277,13 triliun meningkat 6,04% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp261,34 triliun.

Adapun kredit perumahan yang disalurkan hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp248,57 triliun. Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal I-2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp134,04 triliun tumbuh 9,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp122,96 triliun.

Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,16% menjadi Rp84,28 triliun pada kuartal I/2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp80,14 triliun.

“Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Maka itu, rasio kredit bermasalah (non
performing loan/NPL) kami terus membaik. NPL Gross di level 3,6%, lebih rendah dari sebelumnya di level 4,25%,
Sedangkan NPL Nett sebesar 1,28%, turun dari posisi 1,94%,” ujarnya.