Bank DKI bukukan laba bersih Rp1,02 triliun
Jakarta – PT Bank DKI sepanjang 2023 membukukan laba bersih mencapai Rp1,02 triliun atau meningkat 8,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp939,11 miliar.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto mengatakan peningkatan laba bersih ini ditopang peningkatan pendapatan bunga 17,82 persen menjadi Rp5,34 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,53 triliun, serta peningkatan fee based income 8,47 persen menjadi Rp624,77 miliar di 2023 dari sebelumnya Rp576 miliar pada periode yang sama 2022.
“Pencapaian kinerja ini merupakan salah satu milestone Bank DKI yang terwujud berkat dukungan dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan,” kata dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Romy menambahkan sepanjang 2023, perseroan telah menyalurkan kredit termasuk pembiayaan syariah mencapai Rp52 triliun atau meningkat 7,50 persen dari Rp48,37 triliun pada 2022.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan terutama pada segmen kredit ritel yang meningkat 49,01 persen menjadi Rp1,93 triliun, dari Rp1,29 triliun pada sepanjang 2022, sedangkan pertumbuhan segmen kredit mikro melonjak 42,67 persen menjadi Rp3,66 triliun, dari posisi Rp2,56 triliun pada 2022.
Akselerasi pertumbuhan kredit ritel dan mikro tersebut mendorong peningkatan porsi kredit UMKM secara akumulasi dibanding total kredit Bank DKI hingga mencapai 10,74 persen pada akhir 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 7,98 persen.
“Peningkatan porsi UMKM ini selaras dengan visi dan misi Bank DKI serta sebagaimana harapan pemegang saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa terus meningkatkan pemberdayaan UMKM,” kata Romy.
Lebih lanjut, kredit konsumer tumbuh 11,58 persen menjadi sebesar Rp22,10 triliun, dari posisi Rp19,81 triliun pada pada 2022.
Lebih lanjut, pertumbuhan juga diikuti pada segmen kredit komersial (termasuk term loan) tumbuh 6,37 persen menjadi Rp17,56 triliun, dari posisi Rp16,51 triliun pada sepanjang 2022.
Kredit menengah tumbuh 1,34 persen menjadi Rp1,92 triliun di 2023, dari posisi Rp1,89 triliun pada 2022. Sedangkan penyaluran kredit sindikasi mencapai sebesar Rp4,84 triliun di sepanjang 2023.
Pertumbuhan kredit ini juga diikuti dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan indikator rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL Gross) yang terjaga pada level rendah 1,76 persen dengan NPL Nett sebesar 0,58 persen pada 2023.
"Bank DKI juga fokus untuk menjaga keberlanjutan usaha ke depan dengan menjaga posisi Coverage Rasio kredit (CKPN) sampai dengan 223,85 persen," ujar Rommy.
Adapun untuk Dana Pihak Ketiga, Bank DKI memfokuskan pada penghimpunan dana murah, yang tercermin pada pertumbuhan dana giro sebesar 5,72 persen menjadi sebesar Rp18 triliun, dari Rp17,03 triliun pada 2022 dan dana tabungan di sepanjang 2023 menjadi sebesar Rp11,68 triliun, tumbuh 2,22 persen dari Rp11,43 triliun pada periode yang sama 2022.
Penulis : Indra
Editor : Irwen