Asuransi Digital Bersama akan pakai dana IPO untuk pemasaran
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan yang fokus pada produk asuransi gaya hidup (lifestyle) PT Asuransi Digital Bersama Tbk (kode saham YOII) akan menggunakan mayoritas dana hasil Initial Public Offering (IPO) untuk kegiatan marketing (pemasaran) perseroan.
PT Asuransi Digital Bersama yang mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (8/1) dengan penjamin pelaksana emisi PT Reliance Sekuritas Indonesia, melepas 412,09 juta lembar saham atau 12,03 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan, dengan harga senilai Rp100 per saham, sehingga berhasil meraih dana segar senilai Rp41,20 miliar.
Direktur Utama YOII Adi Wibowo Adisaputro di Jakarta, Rabu, menjelaskan sekitar 80 persen dana IPO akan digunakan biaya marketing untuk mendukung strategi usaha, distribusi produk, dan Brand Awareness perseroan.
Kemudian, sisanya sekitar 20 persen akan digunakan untuk pengembangan aplikasi (insurance wallet), beserta infrastruktur penunjang seperti Data Center, Web Hosting, System Security, dan penggunaan AI, serta pengembangan sumber daya manusia dimana di dalamnya terdapat biaya perekrutan karyawan baru untuk Information Technology, Teknis, dan Operasional.
Adi mengatakan, sejumlah keunggulan yang dimiliki perseroan, diantaranya proses pelayanan asuransi umum perusahaan akan dikembangkan secara online melalui platform digital, seperti situs web, aplikasi mobile, atau platform media sosial.
Ia menjelaskan, proses ini dilakukan agar pelanggan dapat mengakses informasi tentang produk asuransi, mengajukan klaim, dan berinteraksi dengan perusahaan secara elektronik dengan aplikasi atau integrasi platform yang dikembangkan oleh perusahaan.
"Dari proses yang telah dikembangkan, perseroan mengharapkan untuk mengurangi kebutuhan akan dokumen fisik dan mempercepat proses yang sebelumnya mungkin memakan waktu," ujar Adi.
Adi melanjutkan, pelanggan juga dapat mengajukan aplikasi asuransi dan klaim secara seamless karena informasi terkait penutupan asuransi sudah disampaikan secara digital dengan hanya mengunggah dokumen, apabila diperlukan.
"Produk asuransi perusahaan juga akan disesuaikan dengan kebutuhan individu atau gaya hidup masyarakat yang sudah digital. Pelanggan dapat memilih cakupan asuransi yang mereka inginkan, memilih periode pertanggungan, dan memilih premi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka,” ujar Adi.
Ia mengatakan, perseroan akan menyesuaikan strategi pemasaran dan penjualan produk dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang semakin digital.
Dengan mengadopsi teknologi terkini, lanjutnya, perseroan akan memusatkan upaya pada platform digital untuk menjangkau konsumen secara lebih efektif.
Adapun, seluruh proses pemasaran dan penjualan akan diintegrasikan secara online, memungkinkan pengelolaan data pelanggan yang lebih terstruktur dan efisien melalui sistem digital.
Selain itu, perseroan juga akan menggunakan teknologi seperti artificial intelligence, data analitik, dan pemrosesan bahasa alami untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional.
Ia menyebut, teknologi itu memungkinkan perusahaan asuransi untuk melakukan analisis risiko yang lebih baik, memproses data dengan cepat, dan memberikan rekomendasi yang relevan kepada pelanggan.
“Perusahaan asuransi digital mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan untuk mengidentifikasi tren, mengukur risiko, dan mengembangkan produk yang lebih baik. Data ini dapat mencakup informasi demografis, riwayat klaim, perilaku konsumen, dan sumber data lainnya. Alhasil, analisis data yang canggih membantu perusahaan asuransi digital dalam membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan meningkatkan pemahaman mereka tentang pelanggan,” kata Adi.
Adi menjelaskan, IPO menjadi momen penting bagi perseroan yang telah bertransformasi dari bisnis asuransi konvensional menjadi digital.
Saat ini, lanjutnya, perseroan memiliki akses keuangan dan jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan peluang pasar yang bertumbuh cepat khususnya untuk melengkapi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat agar lebih efektif dan efisien.
“Apalagi seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka memperkuat struktur permodalan Perseroan,” ujar Adi.
PT Asuransi Digital Bersama Tbk (ADB) yang sebelumnya bernama PT Sarana Lindung Upaya (SLU), merupakan perusahaan asuransi umum didirikan pada tahun 1988, yang awalnya berkantor pusat di Semarang dan kemudian merelokasi kantor pusatnya ke Jakarta pada tahun 2022.
Perusahaan telah merestrukturisasi operasi bisnisnya pada tahun 2022 untuk fokus ke asuransi gaya hidup (lifestyle) dengan mengadopsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi di dalam proses operasionalnya.
Sejak saat itu, perusahaan bermaksud untuk menyederhanakan dan meningkatkan administrasi dan proses produk asuransi konvensional dengan dukungan teknologi, dan memanfaatkan pengalaman operasional selama lebih dari 35 tahun di Indonesia.
Editor : Dirgantara