AirAsia Berharap Suspensi Dicabut Kuartal II-2021


Jakarta - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) tengah berupaya agar perdagangan saham perseroan dibuka kembali pada kuartal II-2022.

“Ini dalam rangka saham perseroan bisa kembali diperdagangkan di pasar regular,” kata Sekretaris Perusahaan AirAsia Indah Permatasari Saugi dalam keterbukaan informasi Senin di Jakarta, Senin (3/1).

Dijelaskan, saat ini AirAsia sudah mulai mengoperasikan penerbangan komersialnya sejak September 2021 dan secara berkala berencana membuka semua rute yang sebelumnya dioperasikan oleh Indonesia AirAsia.

Adapun, rute penerbangan domestik yang sudah mulai dibuka adalah Jakarta-Bali PP (28x seminggu), Jakarta-Lombok PP (7x seminggu), Jakarta-Medan PP (14x seminggu), Jakarta-Padang PP (7x seminggu), Jakarta-Pontianak PP (7x seminggu), Jakarta-Pekanbaru PP (4x seminggu), Bali-Bandung PP (7x seminggu), Bali-Surabaya PP (4x seminggu), dan Medan-Yogyakarta PP (3x seminggu).

Selain itu, untuk meningkatkan permintaan layanan penerbangan yang sebelumnya sangat rendah, Indonesia AirAsia juga memberikan kebijakan untuk menambah jatah bagasi terdaftar gratis dari sebelumnya 15 kg menjadi 20 kg per penumpang untuk pemesanan baru di platform AirAsia SuperApp dan semua agen penjualan tiket AirAsia.

Setiap penumpang juga dapat membawa barang bawaan (carry-on baggage) ke dalam pesawat dengan total berat hingga 7 kg dengan ukuran dan jumlah sesuai ketentuan.

Pemberlakukan pembatasan perjalanan internasional melalui penerapan berbagai persyaratan dan ketentuan masuk oleh negara asal maupun tujuan masih menjadi kendala utama perseroan.

"Hal ini telah terjadi sejak awal pandemi dan sangat dipengaruhi oleh dinamika perkembangan kasus dunia dan kekhawatiran penyebaran virus COVID-19 varian baru," terangnya.

Lebih lanjut, saat ini perseroan fokus pada keberlangsungan dan pemulihan kinerja dengan memaksimalkan berbagai peluang bisnis yang ada seperti kargo dan charter, meluncurkan sejumlah aktivitas promosi serta menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak guna meningkatkan permintaan perjalanan.

Perseroan masih terus menerapkan kebijakan penahanan biaya (cost containment) di beberapa lini dan melakukan negosiasi ulang biaya dengan para pemasok dan stakeholder yang berhubungan dengan operasional perseroan untuk memaksimalkan pengelolaan biaya.

"Perseroan berharap bisnis dapat segera pulih sehingga dapat berkontribusi lebih besar dalam memulihkan perekonomian masyarakat sebagai sarana transportasi udara pilihan yang terjangkau untuk berbagai kebutuhan perjalanan dan pengangkutan komoditas saat nantinya situasi telah membaik," ungkapnya.


Editor : Irwen

Editor : Widya