Strategi Kalbe Farma Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19


Emiten di sektor farmasi, PT Kalbe Farma Tbk masih mempertahankan kinerjanya meski terdapat ancaman pandemi COVID-19.

Penjualan neto perusahaan dengan kode emiten KLBF tumbuh 3,79% (yoy) menjadi Rp6,01 triliun pada kuartal I-2021. Adapun laba bersih KLBF naik 7,05% (yoy) menjadi Rp 716,46 miliar.

Presiden Direktur KLBF Vidjongtius mengatakan, secara umum kinerja KLBF cukup terbantu oleh sinyal pemulihan ekonomi nasional yang positif walau belum normal 100%. Selain itu, meningkatnya kepedulian masyarakat akan kesehatan di masa pandemi membuat penjualan produk-produk kesehatan KLBF mengalami kenaikan penjualan.

“Keempat divisi sama-sama bertumbuh positif dengan ditopang oleh penjualan obat resep dan distribusi produk melalui platform digital,” katanya, Rabu (23/6).

Sebagai informasi, pendapatan KLBF dari segmen obat resep stabil di level Rp1,39 triliun pada kuartal I-2021. Sedangkan penjualan produk kesehatan KLBF naik 3,03% (yoy) menjadi Rp 1,02 triliun.

Di sisi lain, KLBF mencatatkan penurunan tipis penjualan nutrisi sebesar 1,25% (yoy) menjadi Rp1,58 triliun. Namun, pendapatan KLBF dari segmen distribusi dan logistik naik 11,11% (yoy) menjadi Rp2 triliun.

“Kami juga sudah mulai memproduksi bahan baku obat biologi di pabrik Cikarang dan ada sekitar 10 calon produk baru yang siap produksi lokal dalam 3 tahun mendatang,” paparnya.

Lebih lanjut, KLBF juga terus melakukan efisiensi bisnis untuk menghindari dampak pandemi Covid-19. Efisiensi tersebut dilakukan dalam berbagai aspek, seperti perubahan kegiatan marketing yang kini diutamakan secara online, implementasi sistem digital dalam produksi dan rantai pasok, serta penerapan aplikasi digital untuk menekan biaya logistik.

Merujuk laporan keuangan, beban pokok penjualan KLBF di kuartal I-2021 naik 5,99% (yoy) menjadi Rp3,36 triliun. Angka ini terdiri dari beban pokok penjualan produksi sebesar Rp1,86 triliun dan beban pokok penjualan distribusi sebesar Rp1,50 triliun.

Di sisi lain, beban penjualan KLBF berkurang 4,96% (yoy) menjadi Rp1,34 triliun di kuartal I-2021. Salah satu item beban penjualan yang turut berkurang adalah biaya promosi yang turun 3,38% (yoy) menjadi Rp477,19 miliar.


Penulis : Indra

Editor : Irwen