Pandemi Picu Laba Bersih BUMN Tbk Anjlok 25,3% di 2020


Direktur Kerja Sama Universitas Indonesia sekaligus Peneliti BUMN Research Group LMFEUI, Totok Pranoto memperkirakan, laba bersih 20 perusahaan BUMN yang tercatat di Bursa Efek Indonesia menurun sekitar 25,3% menjadi Rp96 triliun sepanjang 202 dibandingkan tahun sebelumnya Rp128 triliun. Rendahnya capaian laba bersih dipicu oleh penurunan pendapatan usaha BUMN tersebut sekitar 3,44% menjadi Rp1.847 triliun dari Rp1.913 triliun. 

“Ini adalah estimasi kami atas dampak pandemi Covid-19 terhadap laba dan pendapatan 20 BUMN Tbk,” kata Totok dalam acara daring Prospek BUMN 2021 Sebagai Lokomotif PEN dan Sovereign Wealth Fund, Kamis (4/3).

Menurut dia, secara umum kinerja keseluruhan BUMN terus mencatatkan hasil yang positif dalam beberapa tahun terakhir. Namun, jika dibandingkan dengan regional, performa BUMN dapat terus ditingkatkan untuk dapat bersaing dengan Temasek (Singapura) dan SASAC (China). 

“Untuk memperkuat daya saing BUMN di masa depan, pemerintah dapat melakukan beberapa hal, seperti meningkatkan jumlah BUMN masuk dalam kategori contributors, melalukan restrukturisasi (spin off) bagi BUMN yang kurang sehat secara internal (keuangan) dan kontribusinya untuk sektor publik sudah minimal, serta spin off diharapkan membuat span of control Kementerian BUMN yang lebih ramping,” paparnya.

Totok menyarankan, penguatan regulasi terkait aspek kelembagaan, pemerintahan, aksi korporasi, serta isu holding company guna mendukung pencapaian kondisi ideal BUMN.


Editor : Irwen