Neraca Pembayaran Indonesia Surplus US$4,7 Miliar di Kuartal IV 2022


Jakarta - Bank Indonesia mencatat kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2022 surplus US$4,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya yang defisit US$1,3 miliar.

"Kinerja NPI triwulan IV 2022 tersebut ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang tinggi dan perbaikan defisit transaksi modal dan finansial," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Selasa (21/2).

Dijelaskan, kinerja transaksi modal dan finansial membaik terutama didukung peningkatan investasi langsung.

Transaksi modal dan finansial mencatat perbaikan dari defisit US$5,5 miliar (1,6% dari PDB) pada triwulan III 2022 menjadi defisit US$0,4 miliar (0,1% dari PDB) pada triwulan IV 2022.

Kinerja positif ini terutama ditopang investasi langsung yang membukukan peningkatan surplus sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek perbaikan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga.

Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2022 mencatat surplus didorong kinerja ekspor yang makin kuat sehingga menopang ketahanan sektor eksternal.

Surplus transaksi berjalan pada 2022 naik signifikan mencapai US$13,2 miliar (1,0% dari PDB) dibandingkan dengan capaian surplus tahun 2021 sebesar US$3,5 miliar (0,3% dari PDB).

"Kinerja tersebut terutama ditopang peningkatan ekspor sejalan dengan harga komoditas global yang masih tinggi dan permintaan atas komoditas Indonesia yang tetap baik, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik," tegasnya.

Sementara, transaksi modal dan finansial pada 2022 mencatat defisit US$8,9 miliar  seiring dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Dengan perkembangan tersebut, NPI secara keseluruhan pada 2022 kembali membukukan surplus sebesar US$4,0 miliar, setelah pada tahun sebelumnya mencatat surplus US$13,5 miliar," terangnya.

Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2022 tetap kuat, yakni sebesar US$137,2 miliar atau setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

 


Editor : Irwen