Martina Berto Optimis Raih Pertumbuhan Penjualan


Jakarta - PT Martina Berto Tbk (MBTO) optimis prospek kinerja perseroan di tahun ini akan terus membaik seiring perbaikan dari sisi penjualan bersih dan laba sebelum pajak.

"Perseroan akan terus berupaya meningkatkan kualitas dan image brand antara lain Sariayu Martha Tilaar, Biokos dan Rudy Hadisuwarno Cosmetics, rejuvinasi pada desain kemasan, inovasi, dan reformulasi produk, investasi pada media digital dan meningkatkan penjualan online, perbaikan di bagian manufaktur, rantai pasok, purchasing, hingga konsolidasi akuntansi keuangan," kata Direktur Utama PT Martina Berto Tbk, Bryan David Emil dalam keterangannya di Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut, MBTO juga terus memperkuat strategi untuk pemasaran dan multidistributor yakni dengan Tiga Raksa, dan Penta Valent, serta yang terbaru dengan Dos Ni Roha (DNR).

Selain itu juga berusaha memperkuat penjualan melalui PT Tara Parama Semesta (TPS) yang mengelola gerai Martha Tilaar Shop (MTS) dan penjualan online, serta unit usaha PT Cedefindo (anak perusahaan MBTO) yang bergerak di bidang contract manufacturing.

Adapun pada tahun ini perseroan menargetkan penjualan mencapai Rp416 milliar atau tumbuh 97,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Upaya lain untuk mencapai target, lanjutnya antara lain melakukan efisiensi di COGS dari 68,33% di 2021 menjadi 63,23% di 2022, lalu biaya pemasaran dan penjualan dari 38,21% di 2021 menjadi 22,78% di 2022, sehingga Earning Before Interest Depreciation (EBITDA) dari minus Rp 66 milliar di 2021 menjadi positif Rp 28 miliar di 2022, operating profit Rp 7 miliar di tahun 2022 dari minus Rp 99 miliar di tahun 2021, sementara profit after tax dari minus Rp148 milliar di 2021 menjadi minus Rp15,353 milliar di 2022 sehingga hampir semua rasio keuangan di 2022 jauh membaik dibandingkan 2021.

Hingga kuartal I-2021, MBTO mencatatkan pertumbuhan penjualan 47,71% secara year on year (yoy) menjadi Rp 74 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari segmen kosmetik yang menyumbang penjualan paling besar, tumbuh 73,51% yoy menjadi Rp 51,21 miliar. Lalu, segmen jamu naik 71,24% yoy menjadi Rp 595,23 miliar, lain-lain bertumbuh 25,58% ke Rp 35,52 miliar.

Kenaikan penjualan tersebut seiring meningkatnya beban pokok penjualan 20,64% menjadi Rp43,17 miliar dibandingkan peridoe yang sama tahun sebelumnya Rp35,78 miliar.

 

 


Penulis : Irwen