Kemenkop UKM dan PTI Sinergi Kembangkan Ekosistem Ekonomi Digital


Jakarta - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah bersinergi dengan startup Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) mengembangkan ekosistem ekonomi digital untuk disabilitas.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki berharap PTI mampu menjadi inkubator bisnis bagi disabilitas dengan membangun sebuah ekosistem terkait dari pembiayaan dan pelatihan, serta dikembangkan menjadi ekosistem digital ekonomi.

"Ini diharapkan secara berkelanjutan serta membantu menempatkan Sumber Daya Manusia (SDM) disabilitas kepada perusahan-perusahaan yang ada di Indonesia," dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/8).

Sementara itu Ketua Umum PTI, Myra Winarko menjelaskan berdasarkan data ada sekitar 31 juta disabilitas yang tercatat saat ini dan merupakan pangsa pasar yang bisa berpotensi dikembangkan sebagai ekonomi kerakyatan.

"PTI sejak tahun 2021 telah memulai menjadi startup bagi para disabilitas. Sejumlah kegiatan mengembangkan diri kaum disabilitas terus menerus dilakukan sampai saat ini dan mereka adalah SDM yang sangat berpotensi untuk terus dibina dan dikembangkan agar menjadi sosok mandiri secara finansial," terangnya.

Adapun ekosistem tersebut telah dibangun oleh PTI sejak tahun 2020 berkat dukungan perusahaan-perusahaan ternama dalam pengembangan SDM disabilitas, seperti PT Modena, PT Panasonic Gobel, PT Paragon (Wardah), Danar Hadi, PT Impack Pratama Tbk dan hingga saat ini sudah menghasilkan banyak alumni disabilitas yang telah berhasil memulai bisnisnya sebagai UMKM.

Jangkauan disabilitas juga bukan hanya di wilayah DKI Jakarta saja, tetapi sudah berkembang hingga ke Bandung, Jawa Barat.

Menurut Myra, pelatihan yang telah diberikan kepada para disabilitas saat ini meliputi pelatihan sebagai MUA atau Makeup Artist, Chef, dan Bidang Seni (Art).

Sejumlah alumni dari kegiatan tersebut sudah ditempatkan dibeberapa tempat yang bergengsi.

“Salah satu disabilitas yang mempunyai bakat luar biasa dalam memasak, sekarang sudah bekerja disalah satu resto ternama di bilangan Jakarta Selatan”, ungkapnya.

Lebih lanjut, di Bandung PTI telah berhasil menciptakan kelompok kerja UMKM disabilitas yang memproduksi telor asin dan jajanan basah.

"Mereka bahkan telah mempunyai Brand tersendiri dengan nama Telor Asin 3 Jagoan yang sudah dipasarkan ke berbagai tempat," tuturnya.

Ekosistem pembiayaan juga telah didukung oleh PT Bank Sahabat Sampurna dan akan segera menyusul dalam waktu dekat PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mega Tbk.

"Melihat ceruk pasar UMKM disabilitas masih sangat luas, PTI akan terus memaksimalkan kesempatan untuk mengembangkan diri sebagai startup kaum disabilitas," urainya.

Sejumlah rencana besar juga telah dipersiapkan untuk menjaga semua produksi yang dihasilkan, salah satunya dengan menggunakan jasa profesional kurator.

“Untuk produksi disabilitas yang berupa karya seni, kami juga menggunakan profesional kurator, karena PTI mempunyai standar dalam memperkenalkan hasil karya disabilitas," ujar Myra.
 
PTI berencana akan mengeluarkan platform digital sendiri dan akan terus menggandeng banyak perusahaan besar sebagai ekosistem, mengingat Indonesia memiliki jangkauan wilayah yang luas dan akan memudahkan dalam pengembangan ekonomi digital disabilitas.


Penulis : Irwen