IHSG Dibayangi Tekanan Negatif Global


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (26/9) berpotensi melemah dipicu sentimen negatif global.

Pengamat pasar modal dari MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan kekhawatiran investor bahwa AS akan masuk kedalam lembah resesi akibat agresivitas The Fed menaikkan suku bunga.

"The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) sekitar 125 bps (1,25%) di dua pertemuan The Fed hingga akhir tahun 2022 dan berlanjut menaikkan FFR hingga 4,6% di tahun 2023 mengakibatkan tekanan jual di Wall Street tetap berlanjut dihari keempat, walaupun setelah pengumuman kenaikan FFR dan Wall Street terjadi beberapa hari sebelumnya, dimana indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kembali terjungkal di hari akhir pekan lalu 1,62%," katanya di Jakarta.

Dijelaskan, jika faktor terjungkalnya indeks DJIA dikombinasikan dengan kembali turunnya harga beberapa komoditas seperti batubara, emas, minyak mentah, nikel dan minyak sawit mentah (CPO) serta kembali naiknya yield obligasi AS tenor 2 tahun di tengah pelemahan Rupiah menuju di level Rp15.100, berpotensi menjadi sentimen negatif pendorong IHSG berlanjut turun dalam perdagangan awal pekan ini.

Adapun IHSG di hari ini diperkirakan bergerak pada level support 7.113 dan resistance 7.207

Untuk saham-saham yang layak diperhatikan pada perdagangan hari ini antara lain BRIS, TBIG, AGII  ISAT, SMGR, CMRY, ICBP, MIKA, INTP dan CPIN.


Penulis : Irwen