Per Maret, JP Morgan Indonesia Merugi Rp63,65 Miliar


JP Morgan Chase Bank Indonesia membukukan rugi tahun berjalan di sepanjang kuartal I tahun ini sebesar Rp63,65 miliar. Padahal, periode serupa tahun lalu berhasil mengantongi laba sekitar Rp189,08 miliar.

 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi Kamis (20/5), penyebab kerugian tersebut adalah adanya beban operasional perseroan yang mencapai Rp114,12 miliar dari sebelumnya tercatat sebagai pendapatan sebesar Rp213,62 miliar.

 

Penyumbang beban operasional ini adalah penurunan signifikan keuntungan dari peningkatan nilai wajar aset keuangan sekitar 99,09% atau dari Rp995,88 miliar menjadi hanya Rp8,99 miliar.

 

Selain itu, adanya kerugian dari penjualan aset keuangan sekitar Rp47,72 miliar, kerugian penurunan nilai aset keuangan Rp3,08 miliar, serta pendapatan lainnya anjlok lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp29,03 miliar.

 

Kendati demikian, perseroan masih mampu meningkatkan laju pendapatan bunga bersih sekitar 4,59% menjadi Rp97,24 miliar hingga kuartal I tahun ini dari periode serupa tahun lalu Rp92,97 miliar.

 

Hingga periode yang berakhir Maret 2021, total aset JP Morgan Chase Bank Indonesia mencapai Rp15,25 triliun, yang terdiri dari liabilitas Rp15,18 triliun dan ekuitas Rp72,59 miliar.

 

Dari sisi rasio keuangan, cadangan kerugian penurunan nilai aset perusahaan meningkat menjadi 0,08% dari sebelumnya 0,01%, kewajiban penyediaan modal minimum juga meningkat dari 31,39% menjadi 43,60%.

 

Selain itu, return on asset dan return on equity masing-masing minus 0,44% dan 6,05% dari sebelumnya positif 4,30% dan 17,68%. Beban operasional terhadap pendpatan operasional (BOPO) melonjak dari 38,15% menjadi 118,58%, cost to income ratio juga meningkat menjadi 116,23% dari 33,83%, serta loan to deposit ratio naik menjadi 25,05% dari 21,51%.

 

Kendati demikian, marjin laba bersih berhasil ditingkatkan dari 1,81% menjadi 3,15%.


Editor : Irwen