Kolaborasi serta implementasi strategis, percepat transisi energi dan target reduksi emisi


Jakarta - Menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim dan upaya untuk mengurangi emisi karbon, transisi energi menjadi kunci menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

“Sinergi serta keterlibatan berbagai sektor dalam kolaborasi Triple Helix antara pemerintah, akademisi, dan industri otomotif diharapkan dapat memainkan peran signifikan. Tujuannya, mendorong masa transisi melalui berbagai inisiatif yang mendukung penggunaan beragam energi, serta teknologi untuk mereduksi emisi, khususnya di sektor transportasi,” kata Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto, Kamis (31/10).

Sedangkan Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam mengungkapkan, transisi energi dengan implementasi Energi Baru Terbarukan (EBT), memegang peranan penting dalam menjaga ketersediaan energi, dan lingkungan lebih hijau untuk generasi di masa yang akan datang. Toyota Indonesia hadir dengan pendekatan multi-pathway, yaitu sinergi ragam teknologi kendaraan rendah emisi, termasuk elektrifikasi dengan pemanfaatan energi rendah emisi.

“Sejumlah inisiatif memenuhi target reduksi emisi di tahun 2030, menjadi langkah awal atau steppingstone menuju tujuan yang lebih besar, di tahun 2060. Implementasi strategis sangat diperlukan untuk mempercepat transisi energi,” paparnya.

Era elektrifikasi tidak boleh meninggalkan industri otomotif nasional yang selama ini telah berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia (No One Left Behind).

Setiap teknologi memiliki perannya masing-masing. Semua harus dikembangkan untuk memenuhi tujuan nasional. Kombinasi kendaraan rendah emisi seperti LCGC dan flexy engine (bio diesel dan bio ethanol), HEV, PHEV, BEV, hingga FCEV.


Penulis : Indra

Editor : Irwen