FTA dengan UEA, Tantangan Industri Petrokimia Nasional


Jakarta – Indonesia berpotensi kebanjiran bahan baku plastik dari Uni Emirat Arab (UEA).

Rencana penurunan bea masuk hingga 0% akan menurunkan daya saing industri petrokimia dalam negeri.

Dosen Institute Teknologi Bandung (ITB) Akhmad Zainal Abidin mengatakan liberalisasi FTA IUAE dapat menghambat pertumbuhan industri petrokimia dalam negeri.

“Jika banjir produk petrokimia dari UAE, bisa dipastikan industri petrokimia dalam negeri akan mengalami kerugian. Lemahnya daya saing Indonesia dalam menghadapi perjanjian perdagangan bebas IUEA, bakal memperbesar risiko menuju deindustrialisasi,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (20/6).

Menurut Akhmad, daya saing industri petrokimia nasional masih rendah, sementara biaya produksi belum bisa diturunkan.

“Negara kita juga dihadapkan sejumlah paradoks yang bisa menghambat pertumbuhan dari negara berpendapatan menengah menjadi negara yang lebih maju," terangnya.

Akmad menambahkan jumlah penduduk yang besar, tidak diimbangi produktivitas. Likuiditas berlebih di pasar keuangan juga tidak disertai dengan intermediasi yang cukup.

"Paradoks lainnya adalah ukuran ekonomi yang besar tapi kompetisi rendah," tegasnya.

 

 


Penulis : Indra

Editor : Irwen