CGTN: Tiongkok Buktikan Komitmen terhadap Kebijakan Pintu Terbuka Lewat Pameran Dagang Berskala Masif
Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- Perusahaan-perusahaan internasional yang ingin merambah pasar Tiongkok tengah memadati Shanghai untuk menghadiri China International Import Expo (CIIE) ketujuh, pameran dagang terbesar yang menampilkan barang-barang impor di Tiongkok. CIIE ketujuh berlangsung pada 5-10 November tahun ini.
Sebagai ajang ekonomi dan pameran dagang global, kesepakatan bisnis CIIE tercatat $78,4 miliar secara kumulatif pada tahun lalu. Angka ini naik sebesar 6,7% secara tahunan, mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. CIIE tahun ini menampilkan 3.496 ekshibitor dari 129 negara dan wilayah yang menempati area pameran lebih dari 360.000 meter persegi--setara dengan luas 50 lapangan sepakbola standar.
Menurut pejabat Tiongkok, jumlah negara dan ekshibitor yang berpartisipasi telah melampaui rekor sebelumnya. Sorotan penting lainnya, 297 ekshibitor merupakan perusahaan-perusahaan yang tercantum dalam daftar "Fortune Global 500", angka partisipasi tertinggi dalam sejarah. Di antara peserta CIIE tahun ini, 186 perusahaan dan lembaga bahkan telah berpartisipasi selama tujuh tahun berturut-turut.
Penyelenggaraan CIIE merupakan salah satu aspek dari kebijakan pintu terbuka dan kerja sama yang dijalin Tiongkok, serta melambangkan komitmen mulia Tiongkok kepada dunia. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang dalam sambutannya di sesi pembukaan CIIE tahun ini, Senin lalu.
Piraeus Port Authority, operator pelabuhan terbesar di Yunani, telah mengikuti CIIE selama tujuh tahun berturut-turut. Setelah debutnya di CIIE edisi perdana pada 2018, Piraeus Port mencatat rekor tertinggi dalam volume kontainer pada 2019, dan 40% di antaranya berasal dari Tiongkok.
"Piraeus Port berpartisipasi dalam CIIE setiap tahun untuk menjajaki berbagai peluang kerja sama baru demi mewujudkan kemitraan yang saling menguntungkan dengan Tiongkok," ujar ekshibitor Evdoxia Kastrinelli kepada CMG. Menurutnya lagi, Piraeus Port akan terus mengikuti CIIE.
Apitv, vendor teknologi otomotif yang berkantor pusat di Dublin, untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam CIIE. Selain kiprah sebagai produsen alat-alat berat industri berskala global selama 100 tahun terakhir, Apitv memamerkan lebih dari 45 inovasi teknologi mutakhir, termasuk solusi energi hidrogen, pompa hidrogen cair, serta produk-produk canggih lain, guna menjalani debut di Tiongkok.
"Kami telah menyaksikan dampak positif CIIE terhadap perdagangan global selama beberapa tahun terakhir. Di tengah perkembangan pesat industri otomotif Tiongkok, momen ini menawarkan peluang terbaik bagi kami untuk mempererat kerja sama dengan berbagai perusahaan di Tiongkok dan dunia," ujar Jiang Weihao, perwakilan Apitv.
Selain berbagai produk teknologi dan produk konsumer dari negara-negara maju, CIIE tahun ini juga diikuti banyak negara berkembang, termasuk 37 negara-negara tertinggal (least developed country). Lebih dari 120 stan pameran tersedia secara gratis bagi negara-negara tersebut. Beberapa stan pameran menampilkan komoditas pertanian Afrika, seperti kacang-kacangan, kopi, madu, dan bir.
Di ajang Summit of the Forum on China-Africa Cooperation 2024, Tiongkok mengumumkan rencana kebijakan nol-tarif atas seluruh bea yang dikenakan kepada negara-negara terbelakang yang memiliki hubungan diplomatik dengan Tiongkok, termasuk 33 negara Afrika. Setelahnya, 22 ton alpukat yang diimpor dari Afrika Selatan pun tiba di Pelabuhan Shanghai Yangshan pada awal Oktober lalu.
Dalam sambutannya, Li menekankan pentingnya langkah untuk memperkuat konsensus kebijakan pintu terbuka. Dia juga menambahkan, semua pihak harus bekerja sama mendukung tatanan regulasi ekonomi dan perdagangan internasional, serta memenuhi perjanjian ekonomi dan perdagangan multilateral dan bilateral.
Tahun ini, Tiongkok telah menempuh rangkaian inisiatif yang semakin membuktikan komitmen terhadap reformasi dan kebijakan pintu terbuka.
Mulai 8 November, Tiongkok akan memberlakukan kebijakan bebas visa kepada sembilan negara, dan jumlahnya akan bertambah mendekati 30 negara. Pada 1 November, Tiongkok memperbarui daftar negatif investasi asing, serta menghapus seluruh pembatasan di sektor manufaktur.
Tiongkok juga merevisi sejumlah kebijakan investasi asing yang terkait dengan perusahaan terbuka, serta mengizinkan pendirian rumah sakit dengan penanaman modal asing di sembilan kota. Daftar negatif untuk layanan lintaswilayah pun segera dilansir.
Sejalan dengan langkah Tiongkok membuka ekonomi dan merangsang pertumbuhan, International Monetary Fund (IMF) telah meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok menjadi 5%, setara dengan target pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
Berdasarkan proyeksi IMF tersebut, Bloomberg melaporkan, Tiongkok segera menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi dunia pada lima tahun mendatang, melampaui nilai kontribusi seluruh negara G7.
Tiongkok akan terus meningkatkan kebijakan pintu terbuka dari sisi kelembagaan, serta mematuhi regulasi ekonomi dan perdagangan internasional yang berstandar tinggi, seperti disampaikan Li. Dia pun bertekad menerapkan strategi yang memperbarui kawasan uji coba untuk perdagangan bebas
SOURCE CGTN
Penulis : Adityawarman