Bandara Kualanamu Disiapkan Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Sumut


Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) mengembangkan Bandara Kualanamu untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.

President Director of AP II Muhammad Awaluddin mengatakan sejumlah pengembangan akan dilakukan di kawasan Bandara Kualanamu yang memiliki luas total 1.365 hektar melibatkan investor dalam atau luar negeri.

“Bandara Kualanamu merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung Sumatera, khususnya Sumatera Utara sebagai destinasi andalan industri, bisnis dan pariwisata. Serta berada di posisi yang strategis untuk menjadi bandara transit internasional," dalam keterangannya Rabu (15/9).

Dijelaskan, dalam melakukan optimalisasi aset Bandara Kualanamu ini AP II menerapkan kebijakan Asset Recycling Initiative.

“Melalui Asset Recycling Initiative, maka aset AP II akan dikelola oleh anak usaha dengan menerapkan pola business-to-business seperti sewa, konsesi, dan revenue sharing. Sehingga, kontribusi anak usaha tidak hanya berasal dari dividen melainkan juga kontribusi pendapatan langsung kepada induk," tambahnya.

Sejalan dengan hal ini, aset AP II di Bandara Kualanamu akan dikelola oleh anak usaha perseroan, yakni PT Angkasa Pura Aviasi (APA).

Pada 16 September 2021, AP II bersama PT Angkasa Pura Aviasi (APA) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar penjajakan minat pasar (market sounding) untuk memperkenalkan 3 proyek pengembangan kawasan Bandara Kualanamu kepada calon investor.

Tiga proyek pengembangan tersebut adalah Airport City yang akan dibangun di atas lahan seluas 135 hektare, area komersial akan berdiri di atas lahan 20 hektare, serta pergudangan khusus e-commerce dibangun di atas lahan seluas 2 hektare.

Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris menambahkan market sounding akan diikuti oleh calon investor beserta konsultan di dalam negeri dan dari luar negeri.

“Market sounding adalah tahapan awal untuk memperkenalkan suatu proyek pengembangan dan untuk mendapatkan secara resmi surat pernyataan niat (letter of intent/LoI) dari calon investor. Kemudian, tahap selanjutnya adalah bidding process, penentuan pemenang, dan penandatanganan kontrak,” jelas Haris.

Haris mengungkapkan letak Bandara Kualanamu yang cukup dekat dengan Medan, hanya sekitar 39 km, menjadi daya tarik bagi calon investor untuk mengembangkan pusat ekonomi di kawasan bandara.

“Akses menuju Bandara Kualanamu saat ini juga didukung berbagai alternatif, mulai dari jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi hingga akses dengan kereta bandara Railink dengan waktu tempuh dari bandara ke pusat kota Medan hanya sekitar 30 menit,” paparnya.  

Bandara Kualanamu saat ini memiliki kapasitas terminal penumpang 9 juta orang per tahun, dan menyandang status Bintang 4 dari Skytrax.


Editor : Irwen