CGTN: Visi China tentang komunitas dengan masa depan bersama untuk umat manusia bangun konsensus global


Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- Sejak mulai beroperasi pada Desember 2021, Jalur Kereta China-Laos, proyek unggulan kerja sama Belt and Road, telah mendatangkan banyak manfaat bagi rakyat Laos, serta membuka jalan baru menuju pembangunan dan kesejahteraan bangsa ini.

"Laos dan China bekerja sama membangun jalur kereta tersebut, serta membina dan mempererat persahabatan sekaligus mengembangkan ekonomi di Laos, khususnya transportasi kargo," ujar Pansay Yiayengva, seorang kondektur yang bekerja di stasiun kereta di ibu kota Laos, Vientiane.

Menyadari bahwa "tak satu orang atau negara pun yang bertahan dari isolasi", China memperjuangkan ekonomi terbuka, serta mempromosikan pertumbuhan seimbang, inklusif, dan berkelanjutan agar dunia memperoleh peluang pembangunan.

Bertekad mempromosikan komunitas dengan masa depan bersama untuk umat manusia, Presiden China Xi Jinping menjelaskan, pembangunan China bermanfaat bagi dunia, dan China tidak dapat terisolasi dari seluruh dunia. Hal ini disampaikan Xi dalam penutupan sesi pertama Kongres Rakyat Nasional China Ke-14 pada 13 Maret lalu.

Kerja sama yang saling menguntungkan

Belt and Road Initiative (BRI) yang digagas Xi pada 2013 telah menjadi salah satu sarana kerja sama internasional yang terpopuler di dunia.

Dalam kerangka BRI, Kereta Cepat Antarkota Jakarta-Bandung di Indonesia, kereta cepat antarkota yang pertama di ASEAN, telah mulai diuji coba.

Lebih lagi, Kereta Ekspres Phnom Penh-Sihanoukville, kereta ekspres pertama di Kamboja, Jembatan Peljesac di Kroasia, dan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Karot di Pakistan, juga telah beroperasi.

"Saya berharap, kesempatan lain tersedia untuk bekerja sama dengan Tiongkok," ujar mantan Presiden Kroasia Ivo Josipovic.

Di sisi lain, Tiongkok pun membentuk beragam platform untuk menjangkau perusahaan luar negeri, seperti China International Import Expo (CIIE), China International Consumer Products Expo, dan China International Fair for Trade in Services.

Menurut data Kementerian Perdagangan Tiongkok, nilai kesepakatan tentatif yang tercapai di CIIE November lalu mencapai $73,52 miliar, naik 3,9% secara tahunan. Nilai ini mencakup pembelian barang dan jasa selama satu tahun,

CIIE Kelima diikuti kalangan perusahaan dari 127 negara dan wilayah, serta 69 pemerintah dan organisasi internasional.

Di CIIE, Xi juga mengumumkan sederet kebijakan, termasuk mempercepat pembangunan zona perdagangan bebas uji coba dan Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan, memangkas daftar negatif investasi asing, serta terus membuka telekomunikasi, layanan kesehatan, dan sektor lain. 

"Hari ini, CIIE telah memperlihatkan paradigma pembangunan baru Tiongkok, menjadi sarana bagi kebijakan pintu terbuka yang berstandar tinggi, serta platform terbuka bagi seluruh dunia," kata Xi di sesi pembukaan CIIE Kelima. 

Demi dunia yang lebih baik

Lewat berbagai kesempatan pada dekade terakhir, presiden Tiongkok ini juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama sebagai model hubungan internasional yang baru. Model tersebut melibatkan sikap saling menghargai, kesetaraan dan keadilan, serta kerja sama yang saling menguntungkan sekaligus membangun komunitas dengan masa depan bersama untuk umat manusia.

Tiongkok juga bekerja sama dengan seluruh dunia untuk melindungi multilateralisme sejati, menjaga stabilitas rantai pasok global, memfasilitasi perdagangan bebas dan investasi, serta mengupayakan pembangunan hijau dan rendah karbon.

Tiongkok memiliki sebuah visi yang "berlandaskan kepentingan kerja sama internasional yang luas dan inklusif", menurut  Oleg Timofeev, Associate Professor, Peoples' Friendship University, Rusia.

Tiongkok menjadi negara yang paling banyak menyumbangkan pasukan misi pemeliharaan perdamaian PBB sekaligus kontributor finansial terbesar kedua. Bahkan, Tiongkok memiliki 8.000 pasukan gerak cepat (standby force) dalam misi pemeliharaan perdamaian.

Lebih lagi, Tiongkok membantu banyak negara Afrika, seperti Mozambik, mengembangkan pertanian modern lewat dukungan Sistem Satelit Navigasi BeiDou dan peralatan nirawak buatan Tiongkok.

Di pembukaan Dialog CPC lewat Pertemuan Tingkat Tinggi bersama Partai Politik Dunia pada 15 Maret lalu, Xi mengemukakan Global Civilization Initiative, mendorong sikap menghormati kemajemukan peradaban, memperjuangkan nilai kemanusiaan yang universal, menghargai warisan dan inovasi peradaban, serta berkolaborasi memperjuangkan pertukaran dan kerja sama antarwarga yang berskala internasional.

Seperti disampaikan Xi dalam pembukaan KTT B20 pada 2016, "Semua negara, terlepas negara besar atau kecil, negara kuat atau lemah, negara kaya atau miskin, harus saling menghargai. Kita harus saling membantu demi mencapai pembangunan yang sehat sekaligus menjaga pembangunan negara masing-masing. Dunia hanya akan menjadi tempat yang lebih baik ketika setiap orang sejahtera."

https://news.cgtn.com/news/2023-03-19/China-s-community-with-shared-future-vision-builds-global-consensus-1ii73Gd590Q/index.html 


Penulis : Adityawarman