BTN Bukukan Laba Bersih Rp3,04 Triliun di 2022


Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sepanjang 2022 membukukan raihan laba bersih mencapai Rp3,04 triliun, meningkat 28,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp2,37 triliun.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan peran besar pemerintah dalam mendukung perumahan rakyat serta menjaga perekonomian nasional tetap stabil menjadi pendorong bisnis perseroan.

"Dukungan Pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) dan peningkatan alokasi dana untuk perumahan subsidi menjadi bukti nyata untuk rumah rakyat," katanya di Jakarta, kemarin.

Menurut Haru, perseroan terus berupaya untuk terus memberikan hasil terbaik di tengah situasi ekonomi yang kondusif ini.

"Tujuannya agar kami dapat terus mendukung pemerintah dalam memberikan akses pembiayaan yang terjangkau dan layak huni bagi masyarakat Indonesia,” terangnya.

Lebih lanjut, pencapaian tersebut juga tidak terlepas dari racikan strategi manajemen perseroan di tengah kondisi pandemi.

Haru merinci BTN telah melakukan relokasi kantor sejak 2020 ke daerah potensial, serta berinovasi meluncurkan produk inovatif untuk menjawab kebutuhan pasar seperti KPR BTN Rent to Own dan KPR BTN Gaess.

"Kami juga memaksimalkan lini ekosistem perumahan digital dengan berbagai aplikasi yang mudah digunakan," terangnya.

Kredit dan pembiayaan yang tumbuh solid menjadi penopang perolehan laba bersih Bank BTN. Laporan keuangan perseroan mencatat kredit dan pembiayaan meningkat 8,53% yoy dari Rp274,83 triliun menjadi Rp298,28 triliun per 31 Desember 2022.

Kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi motor terbesar pergerakan bisnis perseroan, dimana secara total, KPR di BTN tumbuh 9,23% yoy menjadi Rp233,68 triliun per 31 Desember 2022.

Di segmen ini, KPR subsidi tumbuh 11,61% yoy menjadi Rp145,86 triliun pada akhir 2022. Dengan kinerja tersebut, BTN tercatat masih memimpin pasar KPR subsidi dengan pangsa 83%.

Di samping akselerasi pada kredit, BTN juga berhasil meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,77% yoy dari Rp295,97 triliun menjadi Rp321,93 triliun per 31 Desember 2022.

Peningkatan DPK tersebut didorong kenaikan dana murah (current account savings account/CASA) perseroan sebesar 19,13% yoy menjadi Rp156,2 triliun pada akhir Desember 2022.

Dengan peningkatan tersebut, biaya dana (cost of fund/CoF) perseroan turun 53 basis poin (bps) yoy dari 3,13% pada akhir 2021 menjadi 2,60%.

Penurunan biaya dana juga ikut mengerek turun beban bunga (interest expense) hingga 14,94% yoy pada akhir tahun lalu.

Dengan kinerja positif kredit dan DPK, aset bank yang berfokus pada pembiayaan rumah rakyat ini juga naik 8,14% yoy dari Rp371,86 triliun menjadi Rp402,14 triliun per 31 Desember 2022.

“Pertumbuhan bisnis tersebut juga diimbangi dengan penguatan modal, perbaikan kualitas serta peningkatan pencadangan, sehingga bisnis Bank BTN diharapkan terus tumbuh berkelanjutan,” ujar Haru.

 


Penulis : Irwen