IMQ, Jakarta —
PT Astra International Tbk (ASII) menunjukkan tren peningkatan volume penjualan mobil dalam beberapa bulan terakhir yang diharapkan berlanjut hingga 2021.
Peningkatan volume penjualan diharapkan menjadikan pangsa pasar atau market share penjualan mobil perseroan mencapai 53% hingga akhir tahun ini.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Stefanus Darmagiri mengatakan, penjualan mobil nasional menunjukkan tren peningkatan pada Oktober tahun ini dengan pertumbuhan volume penjualan wholesales sebesar 1% menjadi 49.043 unit dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan penjualan ritel mencapai 6,4% menjadi 46.119 unit.
"Volume penjualan mobil secara nasional masih di bawah perkiraan kami atau baru mencapai 70% dari total target penjualan sepanjang tahun ini. Namun, peningkatan volume bulanan tersebut menjadi sentimen positif terhadap sektor ini," kata Stefanus dalam risetnya.
Sementara itu, peningkatan volume penjualan mobil pada bulan lalu dipicu adanya kepastian penolakan insentif penjualan mobil baru yang sebelumnya ditunggu masyarakat. Faktor lainnya adalah pelonggaran kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta sejak awal bulan lalu.
Terkait pangsa pasar penjualan mobil Astra International, Stefanus memperkirakan, sebesar 53% sampai akhir tahun ini, yang didukung oleh agresifnya peluncuran mobil baru maupun facelift kendaraan di segmen paling diminati pada semester II tahun ini. Hingga Oktober 2020, pangsa pasar penjualan mobil perseroan turun tipis menjadi 51,9% dibandingkan periode sama tahun lalu 52,6%.
Namun, pangsa pasar perseroan pada Oktober 2020 naik menjadi 53,9%. Meski penjualan mobil naik secara gradual setelah sejumlah wilayah memperlonggar PSBB,Gaikindo justru memangkas target penjualan mobil nasional menjadi 525.000 unit tahun ini dibandingkan perkiraan semula 600.000 unit.
Pemangkasan seiring rendahnya realisasi hingga Oktober 2020 sebanyak 421.089 unit.
"Kami memperkirakan penjualan mobil akan kembalinaik tahun depan dengan target pertumbuhan 30%. Peningkatan tersebut ditopang oleh ekspektasi mulai pulihnya perekonomian nasional," papar Stefanus.
Berbagai faktor tersebut mendorong BRI Danareksa Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli saham ASII dengan target harga Rp 6.700.
