IMQ, Jakarta —
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III tahun ini membukukan surplus US$2,1 miliar, melanjutkan pencapaian surplus US$9,2 miliar pada kuartal sebelumnya.
"Surplus NPI yang berlanjut didukung surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Surplus tersebut menopang ketahanan eksternal Indonesia," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko, di Jakarta, Jumat (20/11).
Menurut Onny, sejalan dengan perkembangan surplus NPI, posisi cadangan devisa pada akhir September tahun ini meningkat menjadi US$135,2 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.
"Transaksi berjalan pada kuartal III tahun ini mencatatkan surplus, didorong peningkatan surplus neraca barang. Pada kuartal III tahun ini, transaksi berjalan menorehkan surplus US$1,0 miliar atau 0,4% terhadap produk domestik bruto (PDB), setelah pada kuartal sebelumnya defisit US$2,9 miliar (1,2% PDB)," paparnya.
Surplus transaksi berjalan, lanjut Onny, ditopang surplus neraca barang seiring perbaikan kinerja ekspor. Hal itu terjadi di tengah masih tertahannya kegiatan impor sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat.
"Di sisi lain, defisit neraca jasa meningkat, dipengaruhi naiknya defisit jasa perjalanan akibat masih rendahnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)," ujar Onny.
Onny menambahkan, defisit jasa lainnya, seperti jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi juga meningkat sejalan dengan naiknya impor jasa untuk kebutuhan penunjang aktivitas masyarakat yang lebih banyak dilakukan secara daring selama pandemi COVID-19.
