IMQ, Jakarta —
PT Hanson International Tbk (MYRX) dulunya merupakan perusahaan tekstil dengan nama PT Mayertex Indonesia, yang berdiri 1971, go public tahun 1990, dan 2004 berubah nama menjadi PT Hanson International Tbk.
Pengamat pasar modal Teguh Hidayat menuturkan, usaha tesktil yang dijalankan perusahaan tidak memberikan hasil yang baik, dan MYRX tidak pernah menjadi perusahaan yang menguntungkan.
Hingga 2013, MYRX dijadikan objek backdoor listing bagi perusahaan bernama PT Mandiri Mega Jaya atau MMJ, yang merupakan perusahaan properti. Jadi pemilik MMJ mengakuisisi MYRX dengan harga yang sangat murah karena MYRX tidak menghasilkan keuntungan apapun. Kemudian, MYRX mengakuisisi MMJ sehingga MMJ sekarang menjadi perusahaan Tbk melalui MYRX sebagai induknya.
Melalui MMJ, MYRX memiliki dan mengelola tiga kawasan township, yakni Citra Maja Raya (berlokasi di Maja, Kabupaten Lebak, Banten), Serpong Kencana/Forest Hill (berlokasi di Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat), dan Millennium City juga berlokasi di Parung Panjang, Bogor.
Untuk Citra Maja Raya, yang merupakan proyek utama perusahaan, MYRX bekerja sama dengan PT Citra Benua Persada (CBP), anak usaha Grup Ciputra, dimana MYRX melalui beberapa anak usahanya berperan menyediakan lahan, sedangkan CBP membangun lahan tersebut menjadi kawasan pemukiman.
Salah satu anak usaha MYRX yang menyediakan lahan tersebut adalah PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY), yang juga merupakan perusahaan Tbk.
MYRX mencatat nilai asetnya mencapai Rp12,9 triliun, padahal perusahaannya terbilang masih baru. Sebagai perbandingan, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), yang sudah beroperasi jauh sebelum MYRX, total asetnya hanya Rp21,8 triliun.
“Ingat pula bahwa ASRI memegang Alam Sutera township yang tentu saja, harga unit-unit properti disana lebih tinggi dibanding di Citra Maja Raya, karena kawasannya sudah lebih mapan, dan jaraknya lebih dekat ke Jakarta, serta sudah memiliki akses tol sendiri (sedangkan akses tol terdekat ke Citra Maja Raya adalah pintu Tol Balaraja, Tangerang, dengan jarak 20 KM),” papar Teguh melalui risetnya.
