IMQ, Jakarta —
PT Multi Agro Gemilang Plantations Tbk terus memacu kinerja di tengah tantangan yang dihadapi sepanjang tahun ini.
Dikutip dari materi publikasi perseroan, Selasa (25/6), berbagai kendala yang menghantui perseroan yakni fluktuasi harga komoditas, persaingan usaha di mana adanya kampanye negatif tentang kelapa sawit, keamanan kebun, serta kekuarangan dana.
Oleh sebab itu, perseroan telah menetapkan strategi jangka pendek dan panjang untuk mengantisipasi kendala tersebut. Dalam jangka pendek, perseroan terus memaksimalkan dan mengoptimalkan pabrik kelapa sawit di Kalimantan Tengah, mengoperasikan dan optimalksasi pabrik kelapa sawit di Aceh.
Kemudian, merencanakan pembangunan pabrik kelapa sawit di Kalimantan Barat yang saat ini tengah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, menjajaki sumber buah sawit dari luar kebun sendiri untuk mendukung operasional pabrik, serta melakukan rehabilitasi & revitalisasi tanaman, infrastruktur berikut sarana
dan pra-sarana kebun.
Sementara, dalam jangka panjang, perseroan akan melalukan penambahan lahan perkebunan baru serta pabrik kelapa sawit melalui pembelian/akuisisi.
“Untuk mendukung strategi usaha tersebut diatas, perusahaan akan mencari sumber pendanaan baru jangka pendek maupun jangka panjang dari lembaga keuangan (bank/non bank) maupun dari investor strategis,” kata manajemen.
Saat ini, perseroan memiliki total lahan seluas 39.944 hektar yang terdiri dari hak guna usaha seluas 10.900 hektar dan 29.044 hektar yang belum memiliki izin HGU. Dari total lahan tersebut, sudah tertanam sekitar 7.871 hektar dan belum ditanami 32.112 hektar.
Dari lahan yang sudah tertanam, sekitar 6.268 hektar sudah menghasilkan dan 1.603 hektar belum menghasilkan.
Pada akhir 2018, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp175,63 miliar yang dikontribusi dari penjualan kelapa sawit Rp155,60 miliar, tandan buah segar Rp1,60 miliar, dan kernel Rp18,95 miliar. Namun, perseroan masih menorehkan kerugian sekitar Rp44,303 miliar dengan total aset mencapai Rp1,301 triliun.
